Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasul saw.
bersabda :
كل مولود يولد على الفطرة وإنّما أبواه يهوّدانه أو
ينصّرانه أو يمجّسانه
“Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrahnya, dan kedua
orangtuanyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi”
Sigmind Freud,
seorang pakar Psikologi mengatakan bahwa struktur dasar kepribadian sudah
terbentuk pada usia lima tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia lima
tahun sebagian besar hanya merupakan pengembangan dari struktur dasar tadi.
Kedua hal tersebut
menunjukkan, bahwa sikap dan gaya kepengasuhan orang tua di rumah pada lima
tahun awal kehidupannya, sangat menentukan sifat anak hingga dia dewasa kelak,
walaupun tentu saja tidak bersifat mutlak. Orang tua yang keras kepada anak,
akan menumbuhkan anak yang keras juga. Orang tua yang tidak mengajarkan
disiplin, akan memunculkan sifat ketidakaturan pada anak, bahkan destruktif.
Sebaliknya bila orang tua mendidik dan mendisiplinkan anak dengan kasih sayang,
anak akan tumbuh menjadi anak yang kreatif dan produktif. Tetapi sifat atau
akhlak, seperti banyak hal di dunia ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan
dibiasakan, bisa diubah atau dibentuk. Kebiasaan baik yang ditanamkan orang tua
kepada anak sejak kecil, bisa saja ketika anak tumbuh menjadi remaja akan
luntur dan kalah dengan perngaruh-pengaruh dari luar rumah, misalnya pengaruh
pergaulan, juga kecanggihan tehnologi informasi seperti TV, internet juga
telpon seluler. Demikian pula sebaliknya, ada anak yang lahir dan tumbuh dengan
pemahaman dien yang minim, tetapi pergaulan di luar rumah atau pendidikan dapat
mengantarkannya pada pemahaman dien yang benar, sehingga anak tersebut menjelma
menjadi remaja yang syari’ (mematuhi syariat Islam)
Inilah kemudian,
yang membuat komunikasi antar orang tua dan anak menjadi penting, saat anak
memasuki usia remaja, agar orang tua dapat mengetahui gejolak jiwa remajanya,
untuk kemudian mengarahkannya kepada jalan syariat…..Dan yang tidak kalah
penting adalah doa, karena hanya Allohlah yang berhak untuk memberikan hidayah
kepada seseorang, ataupun menyesatkannya.
Akhlak bisa dibentuk
Menjadi remaja yang
gaul adalah hal yang diimpikan hampir oleh semua remaja. Remaja gaul identik
dengan remaja cerdas, terkenal dan percaya diri. Siapa yang tidak ingin? Itulah
kenapa para remaja banyak mengidolakan para artis yang di layar kaca terkesan
cantik/ganteng dan percaya diri. Karena remaja-remaja mengidolakan para artis,
merekapun terdorong untuk mengikuti gaya dan pola hidup artis-artis yang mereka
idolakan itu. Mulai dari busana, gaya bicara, bahkan prinsip dan gaya hidup.
Lalu bagaimana dengan remaja Islam? Bukankah remaja Islam adalah seorang remaja
yang juga ingin menjadi sosok yang percaya diri?
Alloh swt. berfirman dalam surat Ali Imron ayat 110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ …الآية)
“Kamu (umat Islam)
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Alloh……”
Bagaimana seorang
remaja Islam merasa tidak percaya diri, padahal Alloh telah menyebutnya sebaik-baik
umat? Bila kita tengok sejarah, betapa tinggi kepercayaan diri Rasul ketika
harus mengemban amanat dakwah. Sendirian….betapa percaya diri Ja’far Bin Abi
Thalib ketika dia harus berhadapan dengan Raja Habsyi, padahal statusnya
sebagai pendatang…..Betapa percaya diri Amr Bin Ash ketika dia memasuki benteng
Babilonia atas undangan Kaisar Romawi untuk bernegoisasi….Betapa berani dan
percaya diri, Rasul dan para sahabat, ketika harus berperang melawan orang
kafir yang jumlahnya jauh lebih banyak dari jumlah pasukan mereka….
Dan menjadi remaja
yang percaya diri memang harus gaul….Bagaimana bisa beramar makruf dan nahi
munkar, kalau tidak gaul? Bagaimana kalau dari “sono” nya memang nggak gaul?
pendiam, atau bahkan pemarah? Sifat dan akhlak bisa dibentuk. Sesuatu yang
dibiasakan akan menetap dan menjadi sifat seseorang. Seorang remaja bisa
membiasakan diri bergaul dengan semua temannya tanpa pilih-pilih. Minimal murah
senyum.
Sabda Nabi : تبسمك لأخيك صدقة
“Senyummu untuk
saudaramu adalah sedekah.”
Jadi, tidak ada
alasan untuk tidak menjadi remaja gaul. Gaul dengan teman-teman, gaul dengan
guru, gaul dengan saudara-saudara, gaul dengan tetangga….agar remaja bisa
beramar makruf nahi munkar, untuk meraih gelar dari Alloh sebagai sebaik-baik
umat.
Dan menjadi gaul
yang diridhai Alloh tentu saja gaul yang tidak menyalahi Syari’at Islam,
seperti bergaul dengan lawan jenis yang bukan mahramnya bahkan dengan alasan
dakwah sekalipun….
Alloh berfirman :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا
فُرُوجَهُمْ……(الآية)
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kehormatannya…..(QS An Nur : 30)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ…….(الآية)
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kehormatannya………..(QS An Nur : 31
dicopylan dari tulisan IbnuLinggaSakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar