Pokok
Bahasan : Pengembangan ESQ
Bidang
Bimbingan : Bimbingan Pribadi.
Jenis
Layanan : Bimbingan kelompok
Tugas Perkembangan : Memantapkan cara-cara
bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial dengan mengembangkan
ESQ
Rumusan
Kompetensi : Memahami arah kecenderungan tingkah laku yang cerdas
secara emosi dan spiritual sehingga dapat diterima oleh kehidupan sosial.
Kelas /
Semester : IX / Gasal
Waktu : 3 kali pertemuan.
________________________________________________________________
A.
Pengertian ESQ
ESQ kepanjangan dari emotional Spiritual
Quontien atau sering kita pahami dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Kecerdasan
emosional adalah upaya untuk mengelola emosi agar terkendali
dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait
dengan hubungan antar manusia .
Reuven Baron berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mengatasi hambatan dan tekanan lingkungan.
Shapiro menerangkan bahwa kecerdasan emosional sangat berhubungan erat dengan berbagai hal yaitu perilaku moral, cara berfikir yang realistik, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan keberhasilan baik secara akademik maupun pekerjaan.
Reuven Baron berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mengatasi hambatan dan tekanan lingkungan.
Shapiro menerangkan bahwa kecerdasan emosional sangat berhubungan erat dengan berbagai hal yaitu perilaku moral, cara berfikir yang realistik, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan keberhasilan baik secara akademik maupun pekerjaan.
Sedangkan Coleman mengartikan bahwa kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Dari uraian di atas dapat kita
simpulkan bahwa
kecerdasan emosional
merupakan kemampuan merespon secara positip setiap kondisi yang dihadapi
dengan kemampuan mengenali,
mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri, memahami perasaan orang
lain, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, pemecahan masalah, serta
berpikir realistis .
Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Menurut Salavey dan Mayer, ada lima aspek dalam kecerdasan emosional yaitu :
1. Mengenali emosi diri,
merupakan inti dan dasar dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk
memantau perasaan dari waktu ke waktu bagi pemahaman diri dan kemampuan
mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
2. Mengenali emosi diri yaitu kemampuan untuk menguasai
perasaannya sendiri agar perasaan tersebut dapat diungkap dengan tepat. Orang
tidak mampu mengelola emosinya akan terus menyesali kegagalannya sedangkan
mereka mampu mengelola emosinya akan segera bangkit dari kegagalan yang
menimpanya.
3. Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan untuk mengendalikan
diri dan menahan diri terhadap kepuasan sesaat untuk tujuan yang lebih besar,
lebih agung dan lebih menguntungkan.
4. Mengenali emosi orang
lain, yaitu kemampuan menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi, yang
mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain.
5.
Membina hubungan dengan orang lain yaitu kemampuan seseorang
untuk membentuk hubungan, membina kedekatan hubungan, meyakinkan, mempengaruhi
dan membuat orang lain nyaman, serta dapat terjadi pendengar yang baik.
Adapun
beberapa ciri-ciri kecerdasan emosi adalah :
1. Mampu bertahan
menghadapi frustrasi
2. Memiliki kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri
3. Mampu
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan
4. Pandai
mengatur suasana hati
5. Pandai
menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir
6.
Pandai berempati
Sedangkan yang dimaksud SQ atau kecerdasan spiritual Menurut
Erbe Sentanu dari Katahati Institute adalah:
ikhlas
yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelombang
otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem
perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu
kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin,
dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan
sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.”
Kecerdasan spiritual juga diwujudkan dengan memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual, tambah beliau.
Kecerdasan spiritual juga diwujudkan dengan memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual, tambah beliau.
Ciri-ciri kecerdasan spiritual
Berdasarkan teori Zohar dan Marshall dan Sinetar sebagai berikut :
Berdasarkan teori Zohar dan Marshall dan Sinetar sebagai berikut :
1. Mempunyai
kesadaran diri. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa
menyadari antuasi yang datang dan menanggapinya.
2. Mempunyai
visi. Ada pemahaman tentang tujuan hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
3. Fleksibel.
Mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk
mencapai hasil yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan)
dan efisien tentang realitas.
4. Berpandangan holistik. Melihat bahwa diri
sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara
berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi
dan memanfaatkan serta melampaui, kesengsaraan dan rasa sehat serta
memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.
5. Melakukan
perubahan. Terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan
konvensi dan status quo, menjadi orang yang bebas merdeka.
6. Sumber
inspirasi. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai
gagasan-gagasan yang segar dan aneh.
7. Refleksi diri, mempunyai kecenderungan apakah
yang mendasar dan pokok.
Beberapa komentar dari orang-orang yang pernah mengadakan pelatihan kecerdasan spiritual antara lain Rizal: :“Tadinya saya termasuk orang dengan temperamen tinggi, tapi kini saya berubah. Dulu saya stres menghadapi kemacetan, sekarang bisa ikhlas dan bisa berpikir barangkali setiap orang memang punya tujuan yang sama. Selain itu, kalau dulu setiap berdoa saya terus saja meminta tapi lupa bersyukur, kini setiap berdoa selalu diawali dengan mensyukuri semua yang diberikan Tuhan. Dengan anak-anak pun saya lebih sabar dan pengertian. Saya pernah minta maaf kepada anak saya karena merasa salah, padahal dulu itu sesuatu yang sulit dilakukan.”
Beberapa komentar dari orang-orang yang pernah mengadakan pelatihan kecerdasan spiritual antara lain Rizal: :“Tadinya saya termasuk orang dengan temperamen tinggi, tapi kini saya berubah. Dulu saya stres menghadapi kemacetan, sekarang bisa ikhlas dan bisa berpikir barangkali setiap orang memang punya tujuan yang sama. Selain itu, kalau dulu setiap berdoa saya terus saja meminta tapi lupa bersyukur, kini setiap berdoa selalu diawali dengan mensyukuri semua yang diberikan Tuhan. Dengan anak-anak pun saya lebih sabar dan pengertian. Saya pernah minta maaf kepada anak saya karena merasa salah, padahal dulu itu sesuatu yang sulit dilakukan.”
perasaan dan keikhasan kita justru bisa menghasilkan loncatan-loncatan dalam
kehidupan. Bermirnpi ketika tidur itu biasa, yang tidak biasa adalah bermimpi
di alam sadar. Karena setiap orang harus punya imajinasi untuk diwujudkan, jadi
kita perlu melakukan improvisasi dan inovasi terus menerus,” ujarnya lagi.
Doddy Nasution (asisten manager purchasing sebuah perusahaan asing)
“Dengan berkhidmat kepada sesama seperti itu ternyata membuat kita lebih kuat, meringankan derita, dan lebih cepat mengantarkan kita pada kecerdasan spiritual yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan Tuhan pun akhirnya rnemudahkan urusan-urusan kita,”
Doddy Nasution (asisten manager purchasing sebuah perusahaan asing)
“Dengan berkhidmat kepada sesama seperti itu ternyata membuat kita lebih kuat, meringankan derita, dan lebih cepat mengantarkan kita pada kecerdasan spiritual yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan Tuhan pun akhirnya rnemudahkan urusan-urusan kita,”
Abi (wiraswasta) “ Masalah itu kalau dinikmati ternyata bisa menjadi ringan;
kalau diterima dengan ikhlas dan senyuman, bisa“Dalam hidup, kita cenderung lebih banyak menggunakan otak. Padahal dengan lebih mudah selesai. Kini
karena hati saya bisa menerima segala keadaan, maka tak ada amarah, tak ada
perasaan atau tindakan negatif. Sangat luar biasa. Salat menjadi lebih khusyuk,
berdzikir pun enak. Kata sekretaris di kantor, sekarang saya juga menjadi lebih
sering tersenyum,” demikian Abi.
B.
Pemecahan Masalah Dengan ESQ
Mari sekarang kita berlatih menyelesaikan contoh
masalah dengan mengembangkan ESQ kita .
Masalah :
Romeo benar-benar tidak bisa mengurangi kebiasaan main
game-nya, padahal 45 hari lagi ia harus mengikuti Ujian Nasional.Berbagai cara
telah ia lakukan untuk mengurangi kebiasaannya itu, namun selang satu hari
berikutnya ia telah mulai menekuni kegemarannya itu. Dua kali try out ia
mendapat nilai yang jelek yakni rata-rata 4,5 dan 3.9.Orangtua sampai jengkel
dan hampir putus asa untuk menasehati Romeo. Ia gemar main game sejak memasuki
kelas IX. Nilai jelek dan nasehat orangtua tidak membuat ia berubah sama
sekali.Akhirnya orangtua yang jengkel melaporkan anaknya Romeo kepada Guru
BK.Guru bk pun ikut menyelesaikan masalah
ini. Romeo dengan terpaksa
menghentikan kebiasaannya itu. Tapi nilai ty out ke 3 justru nilainya turun
yakni 3.8 .
Bagaimanakah penyelesaian masalah tersebut di atas
dengan mengembangkan ESQ ?
Cara menyelesaikan masalah dengan
mengembangkan kecerdasan ESQ
Dengan memunculkan beberapa ciri-ciri ESQ ( kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual ) dan mengembangkan dengan menerapkan ciri-ciri tersebut
ke dalam sikap atau perilaku,misalnya kita mengambil contoh antara lain :
1. Kecerdasan Spiritual : cenderung memandang sesuatu hal berkaitan (holistic )
Romeo harus menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dia
lakukan sekarang pasti berakibat nantinya, kalau saat ini tetap malas belajar
dan hanya main game pasti Romeo akan mendapatkan penyesalan nantinya.ini sudah
terbukti dengan hasil ulangan yang semuanya tidak memuaskan.
2. Kecerdasan Emosional : mampu
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan.
Ciri-ciri ini telah mewakili sikap romeo yang tidak
bisa menghentikan kebiasaan main game-nya.Ia telah melebih-lebihkan kesenangan
dengan melupakan kewajiban pokoknya sebagai seorang pelajar.Seharusnya Romeo
segera menyadari dan dengan yakin ia harus berhenti hari ini juga dengan cara
menolak apabila keinginan untuk main game muncul, mengambil dan membaca buku
pelajaran atau membuat peta pikiran apabila keinginan untuk bermain game
muncul.
Dan masih banyak ciri-ciri ESQ yang lain yang dapat
dikembangkan sebagai alternative penyelesaian masalah.
....Dan masih banyak lagi ciri-ciri ESQ yang dat kita ambil untuk alternatif penyelesaian masalah...
LATIHAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN
MENGEMBANGKAN ESQ
A.
Narasi 1
Masalah Romeo di atas berlanjut , karena nilainya
makin turun ia menjadi malas belajar..ia menjadi takut kalau tidak lulus jika
UAN nanti. Akhirnya Romeo mencari pelarian dengan bercerita tentang
ketakutannya itu melalui facebooknya kepada teman-teman di dunia maya.Sayang
teman-temannya lebih banyak yang ke-asyikkan dengan kegiatan ini, bahkan
diantara mereka juga menghabiskan waktu belajar hanya untuk
ber-facebook-ria.Masa depan hanyalah mimpi dan masa sekarang adalah masa yang
yang harus diisi dengan hal-hal yang menyenangkan, itu prinsip keliru mereka
karena tidak sesuai dengan ciri-ciri
kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual . Romeo menghadapi Ujian
Nasional dengan galau, penuh kecemasan, terbayang wajah duka keduaorangtuanya
yang memendam kekecewaan, terbayang wajah teman-teman lain yang ceria karena
lulus UAN, terbayang masadepan yang tak jelas..muram dan menakutkan.
Pertanyaan
Menurutmu, apa yang seharusnya Romeo lakukan lakukan
untuk mengembangkan kecerdasan Emosi dan Spiritualnya sehingga Alpin dapat
menyelesaikan semua masalahnya?
Jawaban dapat dikonsultasikan melalui email , Hand Phone atau kotak masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar