Cari Blog Ini

4.08.2012

PENGEMBANGAN ESQ


Pokok Bahasan             :  Pengembangan ESQ
Bidang Bimbingan         :   Bimbingan Pribadi.
Jenis Layanan                :  Bimbingan kelompok
Tugas Perkembangan    :  Memantapkan cara-cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial dengan mengembangkan ESQ
Rumusan Kompetensi   :  Memahami arah kecenderungan tingkah laku yang cerdas secara emosi dan spiritual sehingga  dapat diterima oleh kehidupan sosial.
Kelas / Semester           :  IX / Gasal
Waktu                          :  3  kali pertemuan.
________________________________________________________________

A.     Pengertian ESQ
ESQ kepanjangan dari emotional Spiritual Quontien atau sering kita pahami dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Kecerdasan emosional adalah upaya untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antar manusia .
Reuven Baron  berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mengatasi hambatan dan tekanan lingkungan.

Shapiro
menerangkan bahwa kecerdasan emosional sangat berhubungan erat dengan berbagai hal yaitu perilaku moral, cara berfikir yang realistik, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan keberhasilan baik secara akademik maupun pekerjaan.
Sedangkan Coleman  mengartikan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merespon secara positip setiap kondisi yang dihadapi dengan kemampuan mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri, memahami perasaan orang lain, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, pemecahan masalah, serta berpikir realistis .

Aspek-aspek  Kecerdasan Emosional
Menurut Salavey dan Mayer, ada lima aspek dalam kecerdasan emosional yaitu :
1.  Mengenali emosi diri, merupakan inti dan dasar dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu bagi pemahaman diri dan kemampuan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
2.    Mengenali emosi diri yaitu kemampuan untuk menguasai perasaannya sendiri agar perasaan tersebut dapat diungkap dengan tepat. Orang tidak mampu mengelola emosinya akan terus menyesali kegagalannya sedangkan mereka mampu mengelola emosinya akan segera bangkit dari kegagalan yang menimpanya.
3.      Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dan menahan diri terhadap kepuasan sesaat untuk tujuan yang lebih besar, lebih agung dan lebih menguntungkan.
4.    Mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi, yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain.
5.         Membina hubungan dengan orang lain yaitu kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan, membina kedekatan hubungan, meyakinkan, mempengaruhi dan membuat orang lain nyaman, serta dapat terjadi pendengar yang baik.  

Adapun beberapa ciri-ciri kecerdasan emosi adalah :
1.       Mampu  bertahan  menghadapi  frustrasi
2.       Memiliki kemampuan untuk   memotivasi diri sendiri
3.       Mampu mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan
4.       Pandai mengatur suasana hati
5.       Pandai menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir
6.      Pandai berempati
Sedangkan  yang dimaksud SQ atau kecerdasan spiritual Menurut Erbe Sentanu dari Katahati Institute adalah:
 ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelombang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.”
Kecerdasan spiritual juga diwujudkan dengan memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual, tambah beliau.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual
Berdasarkan teori Zohar dan Marshall dan Sinetar  sebagai berikut :
1.  Mempunyai kesadaran diri. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari antuasi yang datang dan menanggapinya.
2.   Mempunyai visi. Ada pemahaman tentang tujuan hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
3.     Fleksibel. Mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas.  
4.  Berpandangan holistik. Melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta melampaui, kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.
5. Melakukan perubahan. Terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo, menjadi orang yang bebas merdeka.
6. Sumber inspirasi. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang segar dan aneh.
7.     Refleksi diri, mempunyai kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok.
Beberapa komentar dari orang-orang yang pernah mengadakan pelatihan kecerdasan spiritual antara lain Rizal:  :“Tadinya saya termasuk orang dengan temperamen tinggi, tapi kini saya berubah. Dulu saya stres menghadapi kemacetan, sekarang bisa ikhlas dan bisa berpikir barangkali setiap orang memang punya tujuan yang sama. Selain itu, kalau dulu setiap berdoa saya terus saja meminta tapi lupa bersyukur, kini setiap berdoa selalu diawali dengan mensyukuri semua yang diberikan Tuhan. Dengan anak-anak pun saya lebih sabar dan pengertian. Saya pernah minta maaf kepada anak saya karena merasa salah, padahal dulu itu sesuatu yang sulit dilakukan.”
         perasaan dan keikhasan kita justru bisa menghasilkan loncatan-loncatan dalam kehidupan. Bermirnpi ketika tidur itu biasa, yang tidak biasa adalah bermimpi di alam sadar. Karena setiap orang harus punya imajinasi untuk diwujudkan, jadi kita perlu melakukan improvisasi dan inovasi terus menerus,” ujarnya lagi.
Doddy Nasution (asisten manager purchasing sebuah perusahaan asing)
“Dengan berkhidmat kepada sesama seperti itu ternyata membuat kita lebih kuat, meringankan derita, dan lebih cepat mengantarkan kita pada kecerdasan spiritual yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan Tuhan pun akhirnya rnemudahkan urusan-urusan kita,”
Abi (wiraswasta)Masalah itu kalau dinikmati ternyata bisa menjadi ringan; kalau diterima dengan ikhlas dan senyuman, bisa“Dalam hidup, kita cenderung lebih banyak menggunakan otak. Padahal dengan  lebih mudah selesai. Kini karena hati saya bisa menerima segala keadaan, maka tak ada amarah, tak ada perasaan atau tindakan negatif. Sangat luar biasa. Salat menjadi lebih khusyuk, berdzikir pun enak. Kata sekretaris di kantor, sekarang saya juga menjadi lebih sering tersenyum,” demikian Abi.

B.       Pemecahan Masalah Dengan ESQ

Mari sekarang kita berlatih menyelesaikan contoh masalah dengan mengembangkan ESQ kita .
Masalah :
Romeo benar-benar tidak bisa mengurangi kebiasaan main game-nya, padahal 45 hari lagi ia harus mengikuti Ujian Nasional.Berbagai cara telah ia lakukan untuk mengurangi kebiasaannya itu, namun selang satu hari berikutnya ia telah mulai menekuni kegemarannya itu. Dua kali try out ia mendapat nilai yang jelek yakni rata-rata 4,5 dan 3.9.Orangtua sampai jengkel dan hampir putus asa untuk menasehati Romeo. Ia gemar main game sejak memasuki kelas IX. Nilai jelek dan nasehat orangtua tidak membuat ia berubah sama sekali.Akhirnya orangtua yang jengkel melaporkan anaknya Romeo kepada Guru BK.Guru bk pun ikut menyelesaikan masalah  ini. Romeo dengan  terpaksa menghentikan kebiasaannya itu. Tapi nilai ty out ke 3 justru nilainya turun yakni 3.8 .
Bagaimanakah penyelesaian masalah tersebut di atas dengan mengembangkan  ESQ ?

Cara menyelesaikan masalah dengan mengembangkan kecerdasan ESQ
Dengan   memunculkan beberapa  ciri-ciri ESQ ( kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual ) dan mengembangkan dengan menerapkan ciri-ciri tersebut ke dalam sikap atau perilaku,misalnya kita mengambil contoh  antara lain :
1.   Kecerdasan Spiritual : cenderung memandang sesuatu hal berkaitan (holistic )
Romeo harus menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dia lakukan sekarang pasti berakibat nantinya, kalau saat ini tetap malas belajar dan hanya main game pasti Romeo akan mendapatkan penyesalan nantinya.ini sudah terbukti dengan hasil ulangan yang semuanya tidak memuaskan.
2. Kecerdasan Emosional  : mampu mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan.
Ciri-ciri ini telah mewakili sikap romeo yang tidak bisa menghentikan kebiasaan main game-nya.Ia telah melebih-lebihkan kesenangan dengan melupakan kewajiban pokoknya sebagai seorang pelajar.Seharusnya Romeo segera menyadari dan dengan yakin ia harus berhenti hari ini juga dengan cara menolak apabila keinginan untuk main game muncul, mengambil dan membaca buku pelajaran atau membuat peta pikiran apabila keinginan untuk bermain game muncul.
Dan masih banyak ciri-ciri ESQ yang lain yang dapat dikembangkan sebagai alternative penyelesaian masalah.
....Dan masih banyak lagi ciri-ciri ESQ yang dat kita ambil untuk alternatif penyelesaian masalah...

LATIHAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENGEMBANGKAN ESQ

A.        Narasi 1
Masalah Romeo di atas berlanjut , karena nilainya makin turun ia menjadi malas belajar..ia menjadi takut kalau tidak lulus jika UAN nanti. Akhirnya Romeo mencari pelarian dengan bercerita tentang ketakutannya itu melalui facebooknya kepada teman-teman di dunia maya.Sayang teman-temannya lebih banyak yang ke-asyikkan dengan kegiatan ini, bahkan diantara mereka juga menghabiskan waktu belajar hanya untuk ber-facebook-ria.Masa depan hanyalah mimpi dan masa sekarang adalah masa yang yang harus diisi dengan hal-hal yang menyenangkan, itu prinsip keliru mereka karena tidak sesuai dengan ciri-ciri  kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual . Romeo menghadapi Ujian Nasional dengan galau, penuh kecemasan, terbayang wajah duka keduaorangtuanya yang memendam kekecewaan, terbayang wajah teman-teman lain yang ceria karena lulus UAN, terbayang masadepan yang tak jelas..muram dan menakutkan.
Pertanyaan
Menurutmu, apa yang seharusnya Romeo lakukan lakukan untuk mengembangkan kecerdasan Emosi dan Spiritualnya sehingga Alpin dapat menyelesaikan semua masalahnya?

Jawaban dapat dikonsultasikan  melalui email , Hand Phone atau kotak masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar