Cari Blog Ini

3.09.2012

DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJUD


Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat
seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam)
terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat
penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil
penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah
satu shalat sunah  itu bisa membebaskan seseorang dari
serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat
tahajjud. "Jika anda melakukannya secara rutin, benar,
khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi
dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak  itu
bukan'tukang obat'  jalanan. Dia melontarkan
pernyataanya itu dalam  desertasinya yang berjudul
'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap  peningkatan
Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu
Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu,
Sholeh berhasil  meraih gelar doktor dalam bidang
ilmu    kedokteran pada  Program Pasca Sarjana
Universitas Surabaya.
      Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya
merupakan ibadah salat tambahan atau sholat sunah.
Padahal jika dilakukan
secara kontinu, tepat  gerakannya, khusuk dan
ikhlas, secara medis sholat  itu  menumbuhkan respons
ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan  limfosit-nya yang berupa
persepsi dan motivasi positif, serta dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi
masalah yang dihadapi (coping).
Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan
sekedar  menggugurkan status sholat yang muakkadah
(Sunah mendekati wajib).  Ia  menitikberatkan pada
sisi rutinitas sholat, ketepatan  gerakan,
kekhusukan, dan keikhlasan.
     Selama ini, kata dia, ulama melihat  masalah ikhlas
ini sebagai persoalan mental psikis.  Namun sebetulnya
soal  ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi
kedokteran.  Ikhlas yang selama ini  dipandang sebagai
misteri,dapat dibuktikan secara  kuantitatif melalui
sekresi hormon kortisol.  Parameternya, lanjut Sholeh,
bisa diukur dengan  kondisi tubuh.
Pada  kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada
pagi hari  normalnya antara  38-690 nmol/liter. Sedang
pada malam hari-atau setelah  pukul 24:00 normalnya
antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon
kortisolnya normal, bisa  diindikasikan orang itu
tidak ikhlas karena tertekan.
Begitu sebaliknya.  Ujarnya seraya menegaskan
temuannya ini yang membantah paradigma lama yang
menganggap ajaran agama (Islam)  semata-mata dogma
atau doktrin.
     Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu
penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim
Pondok Pesantren  Hidayatullah, Surabaya.Dari 41 siswa
itu, hanya 23 yang sanggup  bertahan menjalankan
sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji
lagi, tinggal 19 siswa yang  bertahan sholat tahjjud
selama dua bulan. Sholat  dimulai pukul 02-00-3:30!
sebanyak 11* rakaat, masing masing dua  rakaat empat
kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon
kortisol mereka  diukur di tiga
laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan
Klinika).
Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang
yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan
orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka  yang
rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh
dan  kemampuanindividual untuk
menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan
stabil. "Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah,
juga sekaligus sarat  dengan muatan psikologis yang
dapat mempengaruhi kontrol kognisi.
Dengan cara memperbaiki  persepsi dan motivasi
positif dan coping yang efectif, emosi yang positif
dapat menghindarkan seseorang dari stress,"Nah,
menurut Sholeh, orang stress  itu biasanya rentan
sekali terhadap penyakit kanker  dan infeksi. Dengan
sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan
disertai perasaan ikhlas  serta tidak terpa! ksa,
seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang
kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi
dan kanker. Dan,  berdasarkan hitungan tekhnik medis
menunjukan, sholat  tahajjud yang  dilakukan seperti
itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak
mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat,
nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya.
Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal
kita???????
Seorang Doktor di Amerika yang beralih memeluk Islam
karena  beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam
penyelidikannya.  Ia amat kagum  dengan penemuan
tersebut sehingga tidak dapat diterima  oleh akal
fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah
memeluk  Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam
dan oleh sebab itu ia telah  membuka sebuah klinik
yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian
pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan
yang digunakan seperti yang terdapat
didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam
(Jadam) dan sebagainya.
Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk
Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu
kajian saraf yang  dilakukan, terdapat  beberapa urat
saraf di dalam otak manusia ini  tidak dimasuki oleh
darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan
darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih
normal. Setelah membuat kajian yang  memakan waktu
akhirnya  dia menemukan bahwa darah tidak akan
memasuki urat  saraf di dalam otak tersebut melainkan
ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika
sujud. Urat  tersebut memerlukan darah untuk beberapa
saat tertentu saja. Ini  artinya darah akan memasuki
bagian urat tersebut  mengikut kadar sembahyang 5
waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah,untuk kita renungkan bersama.

Di sarikan dari http://www.eramuslim.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar